Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, Mazmur 89:21
Daud merasakan diurapi dengan minyak urapan oleh Samuel sekalipun hanya sebagai pengembalaan beberapa ekor domba peliharaannya. Daud tidak menyangka akan diurapi menjadi seorang raja Israel tetapi TUHAN telah memilihnya. Dalam kisah Daud ternyata Daud menjadi raja Israel mengantikan Saul.
Dalam sejarah perminyakan, minyak urapan awalnya dibuat berdasarkan perintah TUHAN kepada Musa dan Harun untuk membuat minyak urapan guna mengurapi para imam yang berada di kemah suci dan aneka perkakas dalam kemah suci. Tujuan utama pengurapan dengan minyak urapan yang kudus adalah menyebabkan orang-orang atau benda-benda yang diurapi untuk menjadi qodesh, atau "paling kudus" (Keluaran 30:29). Orang awam dan jemaat dilarang untuk membuat dan memakai minyak urapan. Penyalahgunaan minyak urapan kudus merupakan pelanggaran kriminal dan diancam dengan hukuman mati. Minyak urapan kemudian diberikan juga kepada mereka yang menjadi raja dan nabi. (1 Samuel 10:1 Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:)
Perminyakan dalam Perjanjian Lama lainnya misalnya juga ditemukan dalam
Minyak urapan di buat berdasarkan Keluaran 30:23-25 terdiri dari campuran:
Wikipedia menulis bahwa minyak urapan juga berbeda beda untuk setiap negara, misal Di Gereja Armenia yang nama minyak urapan dibuat dari minyak zaitun dan empat puluh delapan aroma dan bunga-bunga. Gereja Koptik terbuat dari parfum dan rempah-rempah, minyak zaitun murni yang didoakan oleh uskup
Gereja Asiria memiliki dua jenis kudus minyak; salah satunya adalah minyak zaitun biasa, diberkati atau tidak diberkati, yang lain adalah minyak Suci Tanduk yang diyakini telah diturunkan dari para rasul. Kudus Tanduk terus-menerus diperbaharui dengan penambahan minyak diberkati oleh uskup pada hari kamis putih. Sementara kebanyakan orang dapat dengan tradisi diurapi dengan minyak biasa, minyak Kudus Tanduk dibatasi untuk pentahbisan dan pengudusan tujuan.
Berbedanya minyak urapan di Perjanjian Lama dan Perjanjian baru adalah TUHAN Yesus mengizinkan hanya mengunakan "minyak zaitun" untuk dioleskan kepada orang yang sakit supaya sembuh sehingga yang menerima perminyakan itu adalah semua orang bukan hanya para imam, raja dan nabi saja atau orang Israel. (Markus 6:13 Dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.”) Kemudian anjuran menoleskan minyak diperbaharui oleh Yakobus. (Yakobus 5:14 “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan”.)
Pemberitaan pentingnya minyak urapan juga diramaikan oleh pendapat Daud Tony berdasarkan perjalanan pelayanan yang dilakukannya maka minyak urapan, yaitu minyak zaitun yang didoakan berfungsi:
Gereja Tiberias Indonesia adalah gereja yang sangat menekankan pengunaan minyak urapan sampai mengeluarkan pernyataan Firman Allah mengajar manusia bahwa diperlukan minyak urapan sejak manusia lahir di bumi sampai kepada kematiannya. Minyak Urapan memegang peranan penting dalam penyerahan anak, ini didasarkan Imamat 8:1-2 dimana disebutkan bahwa anak-anak Harun harus diserahkan dan ada sarana minyak urapan, roti tidak beragi dan korban darah. Dengan mengutip Matius 18:10 dan Lukas 10:18-20 ditulis bahwa "Tuhan Yesus menyatakan dan menjanjikan bahwa ada para malaikat dari Surga yang akan menjaga dan melindungi anak-anak.
Pernyataan Pdt. Drs. Y. Pariadji di atas menjadi kontroversi. Sebelumnya ia berpendapat bahwa minyak urapan (Minyak zaitun yang didoakan dari Tiberias) adalah perintah Yesus untuk mengembalikan kuasa Allah sebab berdasarkan Firman Tuhan:
Penulis ketika di Jakarta tahun 1990-an pernah alami pengurapan oleh Rev. John Hartman (Alm). Gereja itu memandang pengurapan yang diberikan oleh pemimpin rohani melalui minyak urapan yang dioleskan ke dahi orang yang diurapi merupakan salah satu tindakan profetik yang memiliki kuasa. Allah mengurapi kita agar hidup kita naik lebih tinggi dan mencapai destiny Ilahi yang Tuhan tetapkan, bukan hanya sebagai pekerja, tetapi juga sebagai tuan atas apa yang kita kerjakan. Saat ini penulis bergereja yang tidak melakukan perminyakan melalui minyak urapan di gereja.
Minyak urapan saat ini adalah sesuatu yang bukan sesuatu wajib sehingga tidak dilakukan pengurapan dengan mengoleskan minyak tidak apa-apa dan melakukan bukan sesuatu yang dilarang sebab ada contoh dalam Alkitab. Hal keselamatan dan segala berkat Ilahi didapat melalui iman kepada Yesus Kristus tidak dibatasi oleh perminyakan. Jika TUHAN mengurapi kita, Dia tidak selamanya tergantung dari apakan dioleskan minyak atau tidak tetapi berdasarkan kehendak dan ketetapan-Nya dalam kedaulatan-Nya.
Daud merasakan diurapi dengan minyak urapan oleh Samuel sekalipun hanya sebagai pengembalaan beberapa ekor domba peliharaannya. Daud tidak menyangka akan diurapi menjadi seorang raja Israel tetapi TUHAN telah memilihnya. Dalam kisah Daud ternyata Daud menjadi raja Israel mengantikan Saul.
Dalam sejarah perminyakan, minyak urapan awalnya dibuat berdasarkan perintah TUHAN kepada Musa dan Harun untuk membuat minyak urapan guna mengurapi para imam yang berada di kemah suci dan aneka perkakas dalam kemah suci. Tujuan utama pengurapan dengan minyak urapan yang kudus adalah menyebabkan orang-orang atau benda-benda yang diurapi untuk menjadi qodesh, atau "paling kudus" (Keluaran 30:29). Orang awam dan jemaat dilarang untuk membuat dan memakai minyak urapan. Penyalahgunaan minyak urapan kudus merupakan pelanggaran kriminal dan diancam dengan hukuman mati. Minyak urapan kemudian diberikan juga kepada mereka yang menjadi raja dan nabi. (1 Samuel 10:1 Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:)
Perminyakan dalam Perjanjian Lama lainnya misalnya juga ditemukan dalam
- Nabi, lihat 1 Raja 19:16 (Elisa oleh Elia); Yesaya 61:1;
- Kepada raja, terdapat di Hakim 9:8 (E); Hos 8:3; 7:3; I Sam 16:3,12,13; 1 Raja 1:39; 11:12,23,30; 2 Taw 22:7; 23:11; Maz 89:21 ; 45:8;
- Kepada Israel: 1 Samuel 15:1,17; 2 Samuel 5:3,17; 12:7; 1 Tawarikh 11:3; 1 Raja 1:34; 19:16; 2 Raja 9:3,6,12;
- Kepada benda-benda suci Kejadian 31:13 (E) ; 28:18 ; Bilangan 7:1;
- Kepada Tabernakel dan perlengkapannya: Keluaran 29:36; 30:26; 40:9-11; Imamat 8:10-11; Daniel 9:24
- Keimamam Harun di Keluaran 28:41; 29:7; 30:30; 40:13,16; Imamat 7:36; 8:12; Bilangan 35:25; Kel 29:29.
Minyak urapan di buat berdasarkan Keluaran 30:23-25 terdiri dari campuran:
- Mur tetesan (מר דרור mar deror) 500 syikal (sekitar 6 kg)
- Kayu manis yang harum (קינמון בשם kinnemon besem) 250 syikal (sekitar 3 kg)
- Tebu yang baik (קְנֵה-בֹשֶׂם kaneh bosm) 250 syikal (sekitar 3 kg)
- Kayu Teja / Cassia (קדה kiddah) 500 syikal (sekitar 6 kg)
- Minyak zaitun (שמן זית shemen zayit) satu hin (sekitar 5 liter menurut Adam Clarke; sekitar 4 liter menurut Shiurei Taurat, 7 liter menurut Chazon Ish)
- Doa yang Anda gunakan harus berisi permohonan agar Tuhan memberkati dan menguduskan minyak itu, agar bisa digunakan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.
Contohnya, doa Anda mungkin berbunyi, "Tuhan, aku berdoa agar Engkau mengurapi minyak ini di dalam namaMu yang kudus. Aku berdoa agar Engkau menguduskannya dari segala hal yang tidak suci, dan agar Engkau membuatnya murni untuk pekerjaan bagi kemuliaanMu. Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin."
Wikipedia menulis bahwa minyak urapan juga berbeda beda untuk setiap negara, misal Di Gereja Armenia yang nama minyak urapan dibuat dari minyak zaitun dan empat puluh delapan aroma dan bunga-bunga. Gereja Koptik terbuat dari parfum dan rempah-rempah, minyak zaitun murni yang didoakan oleh uskup
Gereja Asiria memiliki dua jenis kudus minyak; salah satunya adalah minyak zaitun biasa, diberkati atau tidak diberkati, yang lain adalah minyak Suci Tanduk yang diyakini telah diturunkan dari para rasul. Kudus Tanduk terus-menerus diperbaharui dengan penambahan minyak diberkati oleh uskup pada hari kamis putih. Sementara kebanyakan orang dapat dengan tradisi diurapi dengan minyak biasa, minyak Kudus Tanduk dibatasi untuk pentahbisan dan pengudusan tujuan.
Berbedanya minyak urapan di Perjanjian Lama dan Perjanjian baru adalah TUHAN Yesus mengizinkan hanya mengunakan "minyak zaitun" untuk dioleskan kepada orang yang sakit supaya sembuh sehingga yang menerima perminyakan itu adalah semua orang bukan hanya para imam, raja dan nabi saja atau orang Israel. (Markus 6:13 Dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.”) Kemudian anjuran menoleskan minyak diperbaharui oleh Yakobus. (Yakobus 5:14 “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan”.)
Pemberitaan pentingnya minyak urapan juga diramaikan oleh pendapat Daud Tony berdasarkan perjalanan pelayanan yang dilakukannya maka minyak urapan, yaitu minyak zaitun yang didoakan berfungsi:
- Pengurapan oleh minyak urapan kepada seseorang sebagai tanda milik Tuhan
- Pengurapan oleh minyak urapan dalam suatu lokasi / bangunan sebagai tanda wilayah Tuhan
Gereja Tiberias Indonesia adalah gereja yang sangat menekankan pengunaan minyak urapan sampai mengeluarkan pernyataan Firman Allah mengajar manusia bahwa diperlukan minyak urapan sejak manusia lahir di bumi sampai kepada kematiannya. Minyak Urapan memegang peranan penting dalam penyerahan anak, ini didasarkan Imamat 8:1-2 dimana disebutkan bahwa anak-anak Harun harus diserahkan dan ada sarana minyak urapan, roti tidak beragi dan korban darah. Dengan mengutip Matius 18:10 dan Lukas 10:18-20 ditulis bahwa "Tuhan Yesus menyatakan dan menjanjikan bahwa ada para malaikat dari Surga yang akan menjaga dan melindungi anak-anak.
Pernyataan Pdt. Drs. Y. Pariadji di atas menjadi kontroversi. Sebelumnya ia berpendapat bahwa minyak urapan (Minyak zaitun yang didoakan dari Tiberias) adalah perintah Yesus untuk mengembalikan kuasa Allah sebab berdasarkan Firman Tuhan:
- Untuk Memuliakan Tuhan (Hakim-hakim 9 : 8-9)
- Agar anak-anak kita lebih dari anak lain (Ibrani 1:9)
Penulis ketika di Jakarta tahun 1990-an pernah alami pengurapan oleh Rev. John Hartman (Alm). Gereja itu memandang pengurapan yang diberikan oleh pemimpin rohani melalui minyak urapan yang dioleskan ke dahi orang yang diurapi merupakan salah satu tindakan profetik yang memiliki kuasa. Allah mengurapi kita agar hidup kita naik lebih tinggi dan mencapai destiny Ilahi yang Tuhan tetapkan, bukan hanya sebagai pekerja, tetapi juga sebagai tuan atas apa yang kita kerjakan. Saat ini penulis bergereja yang tidak melakukan perminyakan melalui minyak urapan di gereja.
Minyak urapan saat ini adalah sesuatu yang bukan sesuatu wajib sehingga tidak dilakukan pengurapan dengan mengoleskan minyak tidak apa-apa dan melakukan bukan sesuatu yang dilarang sebab ada contoh dalam Alkitab. Hal keselamatan dan segala berkat Ilahi didapat melalui iman kepada Yesus Kristus tidak dibatasi oleh perminyakan. Jika TUHAN mengurapi kita, Dia tidak selamanya tergantung dari apakan dioleskan minyak atau tidak tetapi berdasarkan kehendak dan ketetapan-Nya dalam kedaulatan-Nya.

- Tulisan lainnya:
- Tuhan Yesus Pembaptis Roh Kudus
- Kepemimpinan Manusia Berdasarkan Kepemimpinan Allah
- Kegagalan Beriman Menurut Kitab Yudas
- Rahasia Tuhan Untuk Menjadi Besar
- Gadis Bijaksana, Beli Minyak: Kapan dan Bagaimana